Hari-hari ku tak luput dari pantauwan media sosial yang biasa aku gunakan untuk sekedar chat dan share dengan teman-teman, kebiasaan ini setiap hari saya lakukan, banyak hal yang kita bisa lakukan dengan media sosial ini misalnya kita mau promosi suatu produk atau pun kita mau berbisnis atau juga kita bisa menggunakan media sosial kita untuk curhat dan sebagainya.
Hari ini saya sangat terkejut ketika saya sedang masuk ke akun media sosial tanpa sengaja aku menemukan artikel yang cukup bagus dan saya pun sangat tertarik untuk membacanya, artikel tersebut saya dapat dari akun sesorang yang menurut saya beliau adalah guru bagi saya, karena beliau selalu memposting hal-hal yang berkaitan dengan dakwah. saya sangat kagum dengan beliau ini karena dia menempatkan media sosial sebagai tempat untuk berda'wah kalau teman-teman mau lihat akun beliau ini dia nama akunya
Hari ini saya sangat terkejut ketika saya sedang masuk ke akun media sosial tanpa sengaja aku menemukan artikel yang cukup bagus dan saya pun sangat tertarik untuk membacanya, artikel tersebut saya dapat dari akun sesorang yang menurut saya beliau adalah guru bagi saya, karena beliau selalu memposting hal-hal yang berkaitan dengan dakwah. saya sangat kagum dengan beliau ini karena dia menempatkan media sosial sebagai tempat untuk berda'wah kalau teman-teman mau lihat akun beliau ini dia nama akunya
Ahmad Qothub Nazori Al-Anwary
Beliau ini kerap kali memposting renungan-renungan yang menurut saya cukup bagus untuk kita renungkan seperti yang beliau tulis dibawah ini
Pulang Kantor, mampir dulu beli titipan orang rumah. Kali ini dititipin ketoprak. Akhirnya ketemu gerobak ketoprak, kok ini gerobaknya kosong ga ada orang yang jaga. "Pak, ini tukangnya mana Pak? " tanyaku ke tukang cukur di sebelahnya.
Pulang Kantor, mampir dulu beli titipan orang rumah. Kali ini dititipin ketoprak. Akhirnya ketemu gerobak ketoprak, kok ini gerobaknya kosong ga ada orang yang jaga. "Pak, ini tukangnya mana Pak? " tanyaku ke tukang cukur di sebelahnya.
"Oh, lagi sholat maghrib
Pak. Dah dari tadi, bentar lagi datang" , jawabnya.
Sehubungan ini pesenan orang
rumah, terpaksalah menunggu agak lama, kalo untuk diri sendiri mah sudah saya
tinggal langsung. Sedikit terlintas dalam hati, betapa banyak potensi pembeli
yang akan hilang, kalo ditinggal lama begini.Tak berapa lama datanglah tukang
ketoprak tersebut, "Beli ketoprak Pak satu". Ucapku.
Entah mengapa, tiba - tiba
berubah pikiran, " dua deh Pak".
Kemudian datanglah beberapa orang
yang antri ingin beli ketoprak. Entah darimana mereka, tadi saya menunggu
sendiri ga ada orang lain, tiba - tiba mereka datang memesan ketoprak. Masya
Allah, tidak sedikit pedagang yang rela meninggalkan sholat demi menjaga
dagangannya yang belum tentu ada orang beli. Apalagi jika pelanggan sedang
ramai. Atau mungkin pegawai kantoran, rela menunda sholat bahkan meninggalkan
sholat hanya karena alasan sibuk kerja, meeting dan lain sebagainya. Mereka
(dan juga kita) seakan lupa kalo Allah lah yang mengatur rezeki.
Tukang ketoprak ini, dengan
yakinnya meninggalkan jualannya tuk sholat, seakan ia lari meninggalkan
rezekinya, sekembalinya dari sholat ternyata rezeki datang bak lebah
mengerumuni bunga. Bahkan Allah pun menggerakkan hati saya sendiri untuk
membeli lebih dari yang seharusnya.
Sungguh benar perkataanmu wahai
Rosulku
,لو أن
ابن آدم هرب من رزقه كما يهرب من الموت لأدركه رزقهكما يدركه الموت
“Kalaulah anak Adam lari dari
rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari
kematian,, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan
mengejarnya.”
( HR Ibnu Hibban No. 1084)
( HR Ibnu Hibban No. 1084)
Rezeki kita di dunia sudah pasti
tapi amal soleh dan ibadah kita, itu belum pasti.....
Cerita yang inspiratif,...
Semoga menjadi bahan introspeksi.
Bagaimana menurut teman-teman bagus kan ?
NB : Jangan Lupa Komentar ya...
Semoga menjadi bahan introspeksi.
Bagaimana menurut teman-teman bagus kan ?
NB : Jangan Lupa Komentar ya...
setuju pakai banget.
ReplyDeletememang sebenarnya rizki itu sudah disiapkan untuk kita, jadi tak perlu kawatir.
yang dikawatirkan justru amalan kita selama menjemput dan menggunakan rizki tersebut :)
ya bener,,, makasih ya udah berkunjung
ReplyDelete