Alasan Rendang Khas Minang Menjadi Kuliner Nomor Satu Dunia

Alasan Rendang Khas Minang Menjadi Kuliner Nomor Satu Dunia

Rendang khas Minang


Rendang khas Minang
memang sangat
ikonik hingga akhirnya dikenal ke seluruh mancanegara. Kuliner dengan bahan
dasar daging asal Sumatera Barat itu bahkan dinobatkan sebagai makanan terlezat
nomor satu di dunia

Di Indonesia
sendiri, rendang menjadi salah satu sajian yang sangat disukai hingga memiliki
beberapa varian masakan. Tidak hanya itu, ada beberapa hal menarik dari kuliner
tersebut hingga diakui secara internasional.

Rendang Khas Minang
dengan Segala
Kelebihannya di Mata Dunia

Ada beberapa
kelebihan dari rendang hingga makanan tersebut dianggap sebagai kuliner
terlezat nomor satu di dunia. Mulai dari citarasanya yang khas, proses memasak
dengan perpaduan bumbu, hingga sejarah di baliknya.

1. Dimasak dengan
beberapa tahapan tertentu hingga matang

Salah satu rahasia
kelezatan dari rendang terletak pada proses memasaknya yang memang penuh dengan
perhitungan. Selain perpaduan bumbu dan rempah-rempah pendukungnya, ada waktu
tertentu ketika memasak hingga benar-benar dianggap matang.

Dibutuhkan waktu
7-8 jam dengan tiga tahapan penting. Mulai dari gulai yang santannya masih
berbentuk cair, dikentalkan agar berminyak (kalio), kemudan dimasak dengan api
kecil supaya mengering hingga menjadi rendang.

2. Menggunakan
rempah-rempah pilihan khas Nusantara

Indonesia yang kaya
akan rempah-rempah menjadi sebuah anugerah tersendiri bagi sajian kulinernya.
Seperti rendang misalnya, kelezatan rasa dan aroma dari makanan tersebut tidak
lepas dari racikan rempah-rempah sebagai bumbu utamanya.

Racikan bumbu dari
rempah-rempah pilihan tersebut tidak ditemukan di negara lain kecuali Indonesia
dan masyarakat Sumatera Barat sendiri, yakni Suku Minangkabau. Tidak heran jika
kelezatannya diakui secara luas hingga mancanegara.

3. Banyak diulas oleh
chef ternama di dalam dan luar negeri

Rendang khas Minang
menjadi salah satu kuliner favorit karena tidak hanya rasanya yang
lezat, tapi juga sering dimasak sebagai sajian utama oleh beberapa chef
terkenal di dalam maupun luar negeri

Chef tersebut
adalah Wiliam Wongso asal Indonesia dan Gordon Ramsey yang asli dari Inggris.
Keduanya menyajikan rendang secara lengkap, baik ketika proses memasak,
memadukan bumbu, hingga disajikan dalam bentuk matang.

4. Memiliki beberapa
variasi masakan berdasarkan bahan utama

Selama ini, rendang
memang dikenal lewat bahan utamanya berupa daging sapi dan sejenisnya. Namun,
kini banyak bermunculan kuliner serupa yang menggunakan daging ayam, ikan,
telur, cumi, udang, paru, hingga babat.

Variasi bahan utama
tersebut membuat rendang tidak hanya kaya akan jenis, tapi juga dari segi rasa.
Bumbunya juga memiliki karakteristik unik namun tanpa meninggalkan ciri khas
dari kuliner itu sendiri.

5. Kaya akan sejarah di
masa lalu

Rendang khas Minang
tidak hanya berbicara soal makanan saja, tapi juga sarat kisah yang
penuh dengan sejarah. Menurut sejarawan Muhammad Nur, kuliner tersebut telah
eksis sejak abad keempat dan sepuluh.

Sejarawan lainnya
mengatakan, rendang merupakan bagian dari gerakan dakwah pada abad ketujuh
belas oleh seorang ulama bernama Syekh Burhanuddin. Dirinya menyebarkan agama
Islam di wilayah Sumatera Barat bersama sajian tersebut.

6. Makanan khas yang
memiliki filosofi di baliknya

Selain kaya akan
kisah sejarah, rendang juga memiliki filosofi penting di setiap bagiannya. Bagi
masyarakat Minangkabau, makanan tersebut menggambarkan sikap yang harus
dimiliki oleh manusia, yakni ketekunan, kesabaran, dan kebijaksanaan.

Hal ini berkaitan
erat dengan proses memasak dan memilih perpaduan bumbu yang memang membutuhkan ketekunan,
kesabaran, dan sikap bijaksana ketika telah berhasil melakukannya. Hingga
akhirnya, kuliner tersebut memiliki citarasa terbaik.

Di antara ribuan
jenis kuliner di Nusantara, sajian asal Sumater Barat di atas dikenal karena
kelezatan dan filosofinya. Tidak heran jika rendang khas Minang menjadi
kuliner terlezat nomor satu dunia.

 

 

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )